Wednesday 2 October 2013

Pengertian Bahasa dan Sejarah Bahasa Indonesia

PENGERTIAN BAHASA

     Bahasa, kemampuan alamiah yang dianugerahkan Allah SWT pada umat manusia. Tanpa bahasa, tak mungkin umat manusia mempunyai peradaban yang di dalamnya termasuk agama, ilmu pengetahuan, politik dan teknologi. Hampir semua aktivitas manusia memerlukan bahasa.

     Terdapat dua pengertian bahasa :
  • Ungkapan pikiran dan perasaan manusia secara teratur dinyatakan dengan memakai alat bunyi. (Ensiklopedi Umum)
  • Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri, percakapan yag baik, tingkah laku yag baik dan sopan santun. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
       Selain itu, terdapat juga beberapa definisi dan pengertian bahasa menurut beberapa ahli.

  • Bill Adams : "Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif."
  • Wittgenstein : "Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk struktur yang logis."
  • Ferdinand De Saussure : "Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain."
  • Plato : "Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut."
  • Sudaryono : "Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadi kesalahpahaman."
  •  William A. Haviland : "Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu."
     Menurut saya sendiri, bahasa itu adalah suatu kemampuan pengungkapan perasaan atau pemikiran yang menjadi jembatan komunikasi, baik itu antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, individu dengan kelompok, maupun kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dalam semua kegiatannya. Tiap-tiap bahasa memiliki struktur dan bentuknya tersendiri. 

Sumber : Internet, Ensiklopedi Umum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.


SEJARAH BAHASA INDONESIA

Sebagai rakyat Republik Indonesia, negara yang kita cintai ini, bahasa kita gunakan dalam aktivitas sehari-hari tentunya ialah bahasa Indonesia. Ternyata, bahasa Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang, yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia itu sendiri.

Sejarah Kelahiran Bahasa Indonesia

     Bahasa Indonesia tumbuh dari bahasa Melayu, Riau, Johor, daerah sekitar selat Malaka. Sejak enam abad yang lalu bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan, bahasa pergaulan dan perdagangan, terutama karena bentuknya bersahaja, tidak mengenal tingkat-tingkat, mudah untuk dipelajari dan tidak sukar untuk disesuaikan dengan pikiran-pikiran dan keadaan yang baru. Letak selat Malaka yang strategis menjadikan lalu lintas perdagangan dari barat dan timur harus melalui selat itu dan dengan sendirinya para pedagang harus berkenalan dengan bahasa Melayu.

     Dalam sejarah, bahasa Melayu dapat berkembang pesat pada zaman kerajaan Sriwijaya dan zaman kejayaan kota Malaka, karena para pedagang dan para pelaut dari Indonesia seperti Makassar, Maluku, Madura dan Jawa bertemu dengan para pedagang dari India, Persia, Arab dan Eropa. Selanjutnya bahasa Melayu dikenal di sepanjang pesisir dan kota-kota pelabuhan di Indonesia. Dengan sendirinya bahasa Melayu menjadi bahasa pergaulan dan diajarkan di sekolah-sekolah. Bahasa Melayu juga digunakan di zaman penyebaran agama Islam dan Kristen. Tanpa ada yang memaksakan, bahasa Melayu menjadi bahasa umum di negeri kita, baik sebagai bahasa perdagangan maupun sebagai bahasa keagamaan.
     Pada permulaan abad ke-20, pergerakan nasional di Indonesia bangkit. Pelopornya adalah Budi Utomo, yang berdiri pada tahun 1908. Tokoh-tokoh pergerakan kita sadar, bahwa di Hindia-Belanda perlu ada satu bahasa persatuan yang bukan bahasa Belanda dan hendaknya demokratis, tidak ada perbedaan diderajat pemakainya. Pilihan jatuh ke bahasa Melayu. Tetapi pada waktu itu belum diresmikan sebagai bahasa Indonesia atau bahasa persatuan.
     Cita-cita perjuangan bangsa Indonesia makin hari makin menggelora. Mencapai puncaknya pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda yang diadakan di Jakarta. Kongres itu dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi-organisasi pemuda daerah, seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa dan lain-lain. Dalam kongres itu diambil tiga keputusan yang sangat penting, yang terkenal dengan nama Sumpah Pemuda. Isinya sebagai berikut :
  1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Setelah mendengarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada, kongres menetapkan bahwa bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Namun, pemerintah Hindia-Belanda waktu itu tidak atau belum mau mengakui adanya "bahasa Indonesia", sehingga pemakaian "bahasa Indonesia" baru terbatas di kalangan pergerakan nasional saja.


 Peserta Kongres Pemuda II di Jakarta, Oktober 1928

     Pada waktu itu, ada kesan umum bahwa bahasa Indonesia cukup kacau. Oleh sebab itulah diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I pada bulan Oktober 1938 di Solo, Jawa Tengah dengan tujuan untuk mencari pegangan bagi semua pemakai bahasa, mengatur bahasa dan mengusahakan agar bahasa Indonesia tersebar luas. Pencetusnya ialah Raden Mas Soedardjo Tjokrosisworo, wartawan harian Soeara Oemoem Surabaya. Tidak semua pihak di Indonesia menyambut baik kongres ini. Surat kabar Belanda, sangat skeptis tentang masa depan bahasa Indonesia. Dalam kongres tersebut diputuskan supaya diadakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 28 Oktober 1954. Keputusan yang dianggap sangat penting di Kongres Bahasa Indonesia II ialah saran agar dibentuk badan kompeten yang bertugas menyempurnakan bahasa Indonesia.
     Lain lagi halnya ketika zaman penjajahan Jepang (1942-1945), bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, dan sebagai pengganti bahasa Belanda, suatu bahasa yang harus dikenali dan dimengerti oleh seluruh lapisan rakyat. Untuk kepentingan propaganda Asia Timur Raya, pemerintah Jepang di Indonesia dengan sengaja memudahkan tersebar luasnya bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sekali waktu itu. 

Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional dan Bahasa Persatuan

     Setelah kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia akhirnya diakui sebagai bahasa nasional atau bahasa negara. Hal itu termaktub dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 36 yang berbunyi : "Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia". Kukuhlah sudah penggunaan bahasa Indonesia baik historis (catatan sejarah) maupun yuridis (secara hukum).

     Kelahiran bahasa Indonesia tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Antara rasa kebangsaan dan bahasa Indonesia terdapat pengaruh timbal balik. Kita patut berterima kasih pada para tokoh pejuang Indonesia, para pemuda Indonesia yang telah memberikan kotribusi terbesarnya bagi bangsa Indonesia, yang telah memudahkan kita sekarang ini dalam berkomunikasi atau berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia. Hendaknya rasa terima kasih itu kita buktikan, dengan secara bangga dan setia memakai bahasa Indonesia dalam aktivitas sehari-hari. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita, Indonesia.

Sumber : Ensiklopedi Umum, berbagai buku sejarah bahasa dan internet.

No comments:

Post a Comment